Minggu, 01 Mei 2016

TUGAS ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAKAN MODAL KERJA

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
 
Menyusun laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat Laporan Perubahan Neraca yang disusun dari neraca dari dua tahun berurutan. Laporan ini menggambarkan perubahan masing-masing elemen neraca dari neraca awal menjadi neraca akhir. Perubahan masing-masing elemen tersebut perlu dilakukan analisis, yaitu elemen-elemen mana saja yang akan memperkecil dana. Elemen yang memperbesar dana akan menjadi Sumber Dana, dan elemen yang memperkecil dan akan menjadi penggunaan dana. 
Dana dalam artian Modal Kerja Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak tercantum didalamnya sumber-sumber dari penggunaan dana yang berasal dari unsur-unsur modal kerja sendiri, karena perubahan-perubahan yang hanya menyangkut unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar saja.
Dengan demikian, maka jumlah modal kerja hanya akan berubah jika ada perubahan unsur-unsur Non-Current Account. Sumber modal kerja yaitu yang mempunyai efek memperbesar modal, sedangkan Penggunaan modal kerja adalah yang mempunyai efek yang mengurangi modal kerja.
Catatan:



Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan modal dari tahun 2001 ke 2002 yaitu sebesar Rp 12.000.000 dengan rincian modal kerja pada tahun 2001 dan 2002 masing-masing Rp 62.600.000 dan Rp 74.600.000

Analisa: Karena jumlah penggunaan  sumber yaitu sebesar Rp205.550.000, maka penggunaan sebesar Rp 205.550.000 tersebut Penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal kerja tidak berubah.Dari laporan sumber dan penggunaan dana modal kerja diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana yang paling menonjol adalah untuk cash deviden , mesin , tanah dan piutang dagang
 
SUMBER
TUGAS BEP
Break Even Point
A.    Pengertian Break Even Point
Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel.
Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu :
 
1.      Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kunatitas
2.      Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
3.      Meningkatkan volume kegitan semaksimal mungkin.
Dari ketiga langkah-langkah tersebut diatas tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap seluruh kegiatan operasi. Oleh karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan sering dilukiskan dalam break even point, sehingga mudah untuk memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba.
B.     Kegunaan Break Even Point
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhui. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
1.      Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap.
2.      Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.
3.      Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4.      Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi.
5.      Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu.
6.      Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap).
Analisa break even point juga dapat digunakan oleh pihak menejemen perusahaan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai :
1.      Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2.      Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
3.      Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.

SUMBER: