Jumat, 17 Juni 2016

STRUKTUR MODAL & CONTOHNYA

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.

Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), capital structure is the combination of debt and equity used to finance a firm’s projects. The capital structure of a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity.

Menurut Farah Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
  • Struktur Modal Sasaran
Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan struktur modal adalah :
  1. Risiko bisnis,
  2. Posisi perpajakan,
  3. Fleksibilitas keuangan,
  4. Konservatisme atau keagresifan manajemen.
  • Risiko Bisnis dan Keuangan
Risiko Bisnis adalah tingkat risiko yang inheren di dalam operasi perusahaan jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang kecil jika permintaan akan produk yang dihasilkannya stabil, jika harga-harga input dan produknya tetap relatif konstan, jika perusahaan dapat menyesuaikan harga-harganya dengan bebas jika terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar biayanya adalah biaya variabel sehingga akan turun jika penjualan menurun. Hal-hal yang lain diangap sama, semakin rendah risiko bisnis sebuah perusahaan, maka semakin tinggi rasio utang optimalnya.
Risiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor, yaitu :
  1. Variabilitas permintaan,
  2. Variabilitas harga jual,
  3. Variabilitas biaya input,
  4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahan-perubahan pada biaya input,
  5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat dan efektif dalam hal biaya, eksposur risiko asing,
  6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan).
  • Risiko Keuangan
Risiko Keuangan (financial risk) adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang saham biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui utang. Secara konseptual,pemegang saham akan menghadapi sejumlah risiko yang inheren pada operasi perusahaan,yaitu risiko bisnis yang didefinisikan sebagai ketidakpastian yang inheren pada proyeksi laba operasi masa depan. Jika sebuah perusahaan menggunakan utang (leverage keuangan), maka hal ini akan mengonsentrasikan risiko bisnis pada pemegang sahanm biasa.
  • Meningkatkan Struktur Modal yang Optimal
Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari perusahaan,dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan.
  • WACC dan Perubahan Struktur Modal
Memperkirakan bagaimana suatu perubahaan dalam struktur modal akan mempengaruhi harga saham adalah suatu hal yang sulit. Namun ternyata diketahui struktur modal yang dapat memaksimalkan harga saham adalah struktur modal yang dapat meminimalkan WACC. Karena biasanya lebih mudah meramalkan bagaimana perubahan struktur modal akan mempengaruhi WACC daripada harga saham,kebanyakan manajer menggunakan perubahan WACC yang diramalkan untuk membantu mereka mengambil keputusan struktur modal.

. Teori Struktur Modal : Sebuah Survei
Para kademisi banyak yang berminat melakukan penelitian mengenai struktur keuangan sehingga menimbulkan teori yang dikenal dengan Teori Struktur Modal atau Struktur Keuangan dimana teori ini berakhir kepada nilai perusahaan. Teori dimulai oleh :
- David Duran (1952) 
      Mengemukakan bahwa perhitungan nilai perusahaan dpat dilakukan dengan tiga pendekatan. Yaitu : pertama, Pendekatan laba bersih (Net Profit Approach), pada pendekatan ini biaya modal saham (cost of equity) dan biaya utang (cost of debt) dianggap konstan sehingga perusahaan dapat meningkatkan utang.Kedua, pendekatan pendapatan operasi besih (Net Operating Approach), pendekatan ini agak berbeda dengan pendakatan pertama karena asumsi yang dipergunakan berbeda dengan asumsi sebelunya. Pada pendekatan ini investor mempunyai reaksi yang berbeda terhadap perusahaan yang banyak menggunakan utang. Dalam pendekatan ini biaya utang dan biaya rata-rata modal tetap sehingga biaya ekuitas mengalami peningkatan sejalan meningkatnya utang perusahaan karena risiko perusahaan semakin tinggi. Ketiga,pendekatan tradisional, pendekatan ini sangat banyak dianut oleh para akademisi dan praktisi karena pada pendekatan ini ditemukan sesuia dengan kenyataan bahwa perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal ketika nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang membuat biaya rata-rata modal menjadi minimum. Kejadian ini bisa terjadi karena diasumsikan bahwa risiko perusahaan tidak mengalami perubahan sampai pada struktur modal tertentu atau pada leverage tertentu.
- Modligiani dan Miller (1958).
Teori struktur modal ini dikenal dengan MM-Teori dengan Preposisi I dan II. Preposisi I, nilai perusahaan merupakan kapitalisasi laba operasi bersih (EBIT) atau laba sebelum bunga dan pajak dengan tingkat kapitalisasi (ko) yang konstan sesuai dengan tingkat risiko perusahaan. Nilai perusahan yang tidak mempunyai hutang sama dengan nilai perusahaan yang mempunyai hutang. Bahwa biaya ekuitas untuk perusahaan yang mempunyai hutang kel, merupakan hasil jumlah dari (1) biaya ekuitas untuk perusahaan yang tidak mempunyai hutang, keu pada perusahaan yang sama risiko kelas risikonya (2) risiko premium dari size perusahaan yang tergantung pada selisih antara biaya ekuitas dan biaya hutang serta jumlah hutang yang digunakan.,MM-teori membahas mengenai investasi baru yang dilakukan akan meningkatkan nilai perusahaan. Artinya, nilai perusahaan harus meningkat minimum sebasar nilai investasi proyek tersebut.
- Pecking order theory diperkenalkan oleh Gordon Donaldson (1961),
      Bahwa perusahaan mempunyai urutan dalam pembiayaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, hutang kepada pihak ketiga baik dengan loan atau menjual obligasi dan terakhir dengan mengeluarkan saham baru. Urutan pembiayaan tersebut merupakan urutan berdasarkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dan biaya ekuitas merupakan biaya yang tertinggi.
- Stiglilitz (1961), haugen dan Papas (1971) dan Rubenstein membahas teori struktur modal yang kenal dengan Trede-off Models,
Ini merupakan kritikan paling besar terhadap MM-teori mengenai adanya financial distress diakibatkan meningkatnya hutang perusahaan. Perusahaan yang terus meningkatkan hutang akan membayar bunga yang semakin besar dan kemungkinan penurunan laba bersih perusahaan semakin besar dan akan membawa kepada kesulitan keuangan dan akibatnya akan menimbulkan biaya financial distress dan menuju kebangkrutan dan akhirnya juga menimbulkan biaya kebangkrutan.
- Leland dan Pyle (1977) mengemukakan bahwa adanya asymetris informasi antara pemegang saham perusahaan dan dewan direksi (termasuk manajer perusahaan) mengenai keadaan perusahaan dan dewan direksi memberikan corporate action kepada pihak luar atau investor dan tindakan tersebut merupakan signal kepada pihak lai. Tidak benarnya harga saham di bursa juga merupakan adanya perbedaan informasi antara investor dengan manajer yang menjalankan perusahaan, sehingga semakin lama dapat menimulkan kinerja pasar dapat memburuk.
Dalam kaitan bahwa adanya informasi asymetris maka Myers dan Majluf (1984) menguraikan mengenai asymetris informasi tersebut. Ada tiga hal yang harus dipilih mengenai tujuan manajemen pada posisiinformasi asymetris yaitu : (i) manajemen bertindak atas keinginan seluruh pemegang saham dan menghilangkan setiap konflik kepentingan antara pemegang saham dan menghilangkan setiap konflik kepentingan antara pemegang saham lama dan baru, (ii) Manajemen bertindak atas kepentingan pemegang saham lama dan diasumsikan pemegang saham tersebut pasif, (iii) Manajemen bertindak atas kepentinan pemegang saham lama tetapi diasumsikan bawa pemegang saham tersebut menyeimbangkan secara rasional portofolionya sesuai dengan yang diperoleh dari tindakan perusahaan.
- Jensen dan Meckling (1986) disingkat dengan JM mengemukakan teori agency dan sekaligus mengintegrasikan dengan teori property right dan pengembangan teori struktur kepemilikan perusahaan. Dalam teori agency ini diuraikan mengenai adanya hubungan antara pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. JM menguraikan adanya konflik antara principal dan agent yang dapat dikategorikan ke dalam tiga hal yaitu konflik antara pemegang saham (principal) dengan agent ( dewan direksi) dan konflik antara pemegang obligasi (principal) dengan agen (dewan direksi dan pemilik perusahaan) serta konflik antara produsen dan konsumen
 
REFERENSI:
https://kupastuntaskeuangan.wordpress.com/pengertian-modal-dan-struktur-modal/

 http://ahch0104.blogspot.co.id/2012/06/keputusan-pendanaan-struktur-modal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar