AKT MENENGAH 1 B
Metode Pencatatan Persediaan & Masalah Dasar
Penilaian Persediaan
A. Metode
Pencatatan Persediaan
Metode ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Metode fisik atau periodic (Physical Inventory Method)
Metode fisik adalah sebuah pencatatan yang memiliki hubungan dengan persediaan barang dagangan yang tidak dilakukan secara berkelanjutan , sehingga persediaan barang dagangan akhir dihitung secara fisik yang ada di gudang.
b. Metode perpetual atau terus menerus (Perpetual Inventory Method)
Metode perpetual adalah pencatatan yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan yang dilakukan secara berlanjut, sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.
B.
Masalah
Dasar Penilaian Persediaan
Biaya barang yang akan dijual
merupakan penjumlahan dari biaya barang yang ada di tangan pada awal
periode dan biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama periode berjalan.
Barang yang jelas bentuk dan wujudnya
· b. Barang dalam
Perjalanan
Barang dagangan yang dibeli masih berada dalam perjalanan belum diterima
pembeli pada akhir periode fiscal.
· c.
Barang
Konsinyasi
Barang konsinyasi ialah barang dagang yang
dikirim ke pihak lain dan bertindak sebagai agen consignor dalam menjual barang
konsinyasi.
·
Perjanjian
Penjualan Khusus
Perjanjian penjualan khusus diilustrasikan
untuk mengidentifikasi jenis masalah yang dapat ditemukan dalam praktek
penjualan.
C. Biaya-biaya
yang Dimasukkan Dalam Persediaan
1. Biaya ProdukAdalah biaya yang melekat dengan persediaan yang dicatat dalam akun persediaan.
2. Biaya Periode
Ialah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi barang.
3. Biaya Manufaktur
Biaya overhead manufaktur meliputi beban tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan pos-pos.
§ a. Variabel
Costing yaitu:
Metode yang
hanya membebankan biaya manufaktur variable kepada produk
§ b. Absorption Costing
Metode yang membebankan seluruh
biaya manufaktur baik itu variable cost maupun fixed cost ke dalam produk
v Perlakuan
atas diskon pembelian
a. Perusahaan
melaporkan pembelian dan hutang usaha pada jumlah kotor
b. pendekatan yang lain
adalah mencatat pembelian dan hutang usaha pada jumlah bersih atau
diskon
tunai.
c. Perlakuan ini dianggap lebih baik karena menyajikan kesempatan untuk
mengukur
inefisiensi manajemen jika diskon tidak diambil.
D. Dasar
Pemilihan Metode Persediaan
{ Identifikasi
Khusus
Identifikasi khusus digunakan dengan
cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam pos
persediaan.
{ a. Biaya
Rata-rata
Metode biaya rata-rata menghitung harga
pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang
sama yang tersedia selama satu periode.
Metode FIFO mengamsumsikan bahwa barang-barang digunakan sesuai urutan pembeliannya,. Dengan kata lain, barang pertama kali datang, ialah batang yang lebih dulu digunakan.
c. Last-In, First-Out (LIFO)
Metode LIFO biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yan digunakan adalah persediaan periodic, maka akan diasumsikan bahwa dari total kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama satu bulan berasal dari pembelian paling akhir.
perbedaan variable costing dan absorption costing
Untuk Variabel Costing : Biaya
tetap, periode berjalan biasa sedangkan Absorption Costing yaitu proses pada
periode sebelumnya akan di akumulasikan kembali pada periode berjalan saat ini.
2. perbedaan LIFO dan FIFO
FIFO (First
In First Out) yaitu metode pencatatan persediaan dengan cara barang pertama
yang masuk(pertama kali dibeli) adalah yang pertama kali dijual.
LIFO (Last
In, First Out) kebalikan dari FIFO yaitu metode pencatatan persediaan dengan
cara barang yang terakhir kali dibeli justru yang pertama kali dijual.
3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar